Senin, 15 Juni 2015

Manusia dan Pandangan Hidup

Pengertian pandangan Hidup
     Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua manusia pasti mempunyai suatu pandangan hidup sendiri – sendiri dan kemungkinan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tak sedikit pula orang yang mempunyai pandangan hidup yang sangat bertentangan dengan pandangan hidup orang yang lainnya, itulah yang sering memicu perdebatan diantara umat manusia dalam kehidupan sehari hari.
     Setiap manusia pasti memiliki pandangan yang berbeda-beda. Sedangkan pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu:
a. Pandangan hidup yang bersal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
b. Pamdangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
c. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
      Misalnya yang pertama, saya sebagai umat muslim, pandangan hidupnya ialah melakukan shalat 5 waktu, berpuasa, melakukan hal-hal yang wajib dan sunah sebagai muslim yang baik. hal itu dikerjakan untuk meggapai ridha Allah. Selanjutnya yaitu pandangan hidup uag berupa ideologi seperti pancasila. Sebaga rakyat Indoenesia yang berpedoman pancasila, kita harusalah mengerti masing-masing dari sila pancasila. Misalnya sila ketiga persatuan Indonesia. Maka kita harus bersatu antara rakyat masing-masing rakyat Indonesia dalam masalah apapun yang menyangkut negara kita. Yang terakhir yaitu hasil renungan.
     Langkah langkah yang diterapkan pada pandangan hidup ini adalah:
  • Mengenal: Mengenal ini merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertamadan setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup.
  • Mengerti: Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang balk adalah mengcrti. Mengerti di sinidimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kitaberpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kitahendaknya mengerti apa Pancasila dan bagairnana mengatur kehidupan bernegara. Begitu juga bagi yang berpandangan hidup pada agama islam, hendaknya kita mengerti apa itu AlQur'an, hadits dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mcngatur kehidupan baik di dunia maupun di akherat. Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dan mana Al Qur'an, hadits, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian mempunyai suatu konsep pengrrtian tentangpandangan hidup Islam itu.
  • Menghayati: Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandanganhidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita mcniperoleh ganibaran yang tepat danbenar mengenai pandangan hidup itu sendiri.Mcnghayati di sini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandungdidalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandanganhidup itu scndiri. Dengan menganalisa dan bertanya kepada orang yang lebih mampu dalampemahaman pandangan hidup.
  • Meyakini: Setelah mengetahui kebenaran dan validitasnya, baik secara kemanusiaan, maupunditinjau dan segi kemasyarakatan maupun bernegara dan dan kehidupan di akherat, makahcndaknya kita menyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini memerupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kcpasiian sehingga dapat mencapaisuatu tujuan hidupnya.Dengan yakin (meyakini) berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlasterhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka adakecenderungan untuk selalu brrpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dantindakannya atau setidak-tidaknya tingkah laku dan tindak-tanduknya scialu dipengaruhi olehpandangan hidup yang diyakininya.
  • Mengabdi: Pengabdian merupakan snatu hal yang pcnting dalani mcnghayati dan mcyakinisesuatu yang telah dibcnarkan dan ditenima baik oleh dirinya lebih – lebih oleh orang lain.Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedang perwujudan manfaatmengabdi ini dapat dirasakan oleh prihadi kita sendiri. Dan mengabdi itu sendiri bisaterwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat. Dampak berpandangan hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada orang kedua orang tua. Jadi bila kita sudah mengenal, mengerti, menghayati dan meyakini pandangan hidupini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian Dan pengabdian maka hendaknya dijadikanpakaiannya baik dalam waktu tenteram lebih-lebih bila menghadapi hambatan dan tantangan
  • Mengamankan: Proses mengamankan mi merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikitkemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankanini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah yang terberat dan benar-benarmembutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demitetap tegaknya pandangan hidup itu.Misalnya seorang yang beragama Islam dan berpegang teguh kepada pandanganhidupnya, lain suatu ketika dia dicela baik secara langsung ataupun secara tidak Iangsung,maka jelas dia tak menenima celaan itu. Bahkan bila ada orang yang ingin merusak ataubahkan ingin memusnahkan agama Islam baik terang-terangan ataupun secara diam-diam,sudah tentu dan sudah selayaknya bila kita mengadakan tindakan terhadap segala sesuatuyang menjadi pengganggu. Dengan kata lain para pengikut pandangan hidup Islam akanbertindak untuk mengamankan terhadap segala tindakan yang bermaksud atau inginmengganggu salah satu diantara pandangan hidup itu, pasti ditindak selain oleh Allah kelak  juga oleh para pengikut Islam itu sendiri.


Selasa, 26 Mei 2015

Manusia dan Keadilan Distributif

    Keadilan menurut aritoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil. 

    Keaadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.


    Keadilan distributif meruakan salah satu macam-macam keadilan. Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally). Sebagai contoh, ALi bekerja 10 tahun dan Budi bekerja selama 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai lamanya bekerja. Andai kata Ali menerima Rp.100.000,- maka Budi harus menerima Rp.50.000,-. Akan tetapi bila hadiah Ali dan Budi sama, maka itu disebut tidak adil. 


Daftar Pustaka:
Nugroho, W. & Muchji, A. (1996). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Senin, 11 Mei 2015

Manusia dan Penderitaan

        a. Pengertian dari penderitaan adalah, penderitaan berasal dari kata derita yaitu menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaaan dapat lahir atau batin atau lahir batin. Seluruh umat manusia tidak lepas dari penderitaan. Tidak mungkin di dunia ini hidup kita aman-aman saja, karena Tuhan akan memberikan kita cobaan. Bukan untuk membuat kita susah, tapi untuk mengajarkan manusia belajar dari cobaan tersebut. Pasti ada hikmah di balik semua kejadian. Jenis penderitaan bisa berbagai macam seperti kematian, sakit, bangkrut, dan lain sebagainya. Kita tidak boleh marah dan benci kepada Tuhan, namun kita harus bersyukur berarti Tuhan masih sayang kepada kita.
        b. Siksaan, dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Penderitaan yang di akibatkan oleh siksaan yang di alami manusia kebanyakan merupakan siksaan psikis seperti:
1. Keseimbangan, dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mans yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dan kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu.
2. Kesepian, dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi.

3. Ketakutan, merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Seperti pada kesepian, ketakutan.dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.

Senin, 04 Mei 2015

Manusia dan Keindahan

         Keindahan berasal dari kata indah yang berarti cantik, bagus, enak dipandang dan sebagainya. Keindahan ini bisa kita lihat dari hal-hal disekitar kita seperti pemandangan alam, hasil seni seperti, lukisan, musik, ukiran, dll. Ada yang namanya kompletasi dan ekstansi yaitu Kontemplasi (keinginan manusia untuk menciptakan sesuatu), dan  Ekstansi (keinginan manusia untuk merasakan dan menikmati). Menciptakan sesuatu haruslah dengan bentuk yang indah, karena akan ada rasa kepuasan dari dalam diri yang membuatnya. Kita juga bisa menciptakan sesuatu yang indah sesuai dengan hobi kita seperti membuat tari, musik, lukisan, puisi dan lain sebagainya. Menciptakan sesuatu bukan hanya untuk kesenangan sendiri namun untuk orang yang menikmatinya juga. Karena manusia pasti menyukai hal-hal yang indah. Ada orang yang suka mendengarkan lagu yang bagus, lalu misalnya juga ia menyukai lukisan-lukisan dan mengoleksi lukisan dirumahnya. Keindahan dapat kita rasakan dengan penglihatan atau pendengaran.
          Seorang seniman menciptakan suatu karya seni supaya manusia lain dapat merasakan keindahannya. Selain itu juga Tuhan yang maha Esa, menciptkan suatu keindahan alam yang luar biasa yang dapat kita nikmati keindahannya seperti gunung, danau, air terjun dll. Keindahan ini selain dinikmati juga harus kita jaga keindahannya, kebersihan, dan hak miliknya. Hal ini supaya tidak direnggut oleh orang lain seperti karya seni kita yang dijadikan hak milik oleh negara lain.
           Hubungan manusia dan keindahan sendiri intinya yaitu, semua hal-hal yang berbau keindahan tidak hanya untuk dinikmati tetapi juga ada hubungannya dengan manusia, misalnya pura di Bali, tempat ibadah umat hindu ini selain untuk beribadah, juga memiliki keindahan pada bangunannya seperti ukiran-ukiran patung dan bentuk bangunan yang unik.

         
         
            Selain itu, Indonesia juga memiliki berbagai keindahan pada seninya seperti tarian, lagu lalu pada keindahan alam yang sangat menakjubkan juga pada keunikan daerah yang memiliki banyak suku dan banyak yang lainnya. Semua itu harus kita jaga dan juga nikmati keindahannya.
       

Senin, 20 April 2015

Manusia dan Pemujaan

          Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta kepada Tuhan-Nya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Manusia sendiri mempunyai berbagai agama dan Tuhan-Nya seperti agama Islam yaitu Allah yang maha Esa. Pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Pemujaan sendiri dilakukan untuk menghormati Tuhan-Nya, Manusia yang melakukan pemujaan adalah wajib hukumnya karena seperti pengertian pemujaan diatas itu untuk mewujudkan cinta kita kepada Tuhan.
          Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi. Contohnya shalat di masjid, sembahyang di pura, dan lain-lain. Pemujaan adalah hubungan kita sendiri dengan Tuhan, oleh karena itu pemujaan tidak dapat diwakilkan. Itu berarti kita tidak menghargai kekuasaan-Nya. Pemujaan juga mempunyai ketentuan-ketentuan sesuai agama dan kepercayaan seperti dalam Islam, shalat mempunyai ketentuan yaitu 5 kali sehari shalat Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib dan Isya. Semuanya harus dilakukan secara teratur karena ketentuan shalat hukumnya wajib yang berarti harus dikerjakan. Pada pembahasan di awal pertemuan yaitu cinta menurut ajaran agama. Cinta diri sendiri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Kitab suci telah mengungkapkan kecenderungan manusia untuk menuntut segala sesuatu yang membahayakan. Walaupun pengertiannya yaitu cinta diri sendiri, namun kepercayaannya berhubungan dengan kitab suci yang merupakan tonggak kehidupan umat Islam.

Senin, 13 April 2015

Unsur Cinta Kasih Menurut Sarwono

      Pengertian tentang cinta yang dimukakan oleh Sarwono memiliki 3 unsur yaitu, keterikatan, keintiman dan kemesraan. 
1. Keterikatan 
    yaitu adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala proiritas hanya untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli oleh - oleh untuk dia. 
2. Keintiman 
    yaitu adanya kebiasaan atau tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan seperti, bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang yang lainnya. Makan minum dari piring-cangkir tanpa rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dll. 
 3. Kemesraan
     yaitu adanya perasaan ingin membelai dan dibelai, rasa kangen satu sama lain bila berjauhan atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapan rasa sayang dan seterusnya

       Selanjutnya, Dr. Sarlotp W. Sarwono, mengemukakan bahwa tidak semua unsur cinta itu sama kuatnya. Kadang - kadang ada yang keterikatannya sangat kuat, tetapi keintiman atau kemesraanya kurang. Cinta seperti itu mengandung kesetiaan yang amat kuat, kecemburuannya besar, tetapi dirasakan oleh pasangannya sebagai dingin atau hambar, karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau keintiman. Misalnya, cinta sahabat karib atau saudara sekandung yang penuh dengan keakraban, tetapi tidak ada gejolak - gejolak mesra dan orang yang bersangkutan masih lebih setia kepada hal - hal lain dari pada partnernya. 


Senin, 06 April 2015

Prosa dan Ilmu budaya Dasar, apakah hubungannya?

LEGENDA CANDI PRAMBANAN

          Di dekat kota Yogyakarta terdapat candi Hindu yang paling indah di Indonesia. Candi ini dibangun dalam abad kesembilan Masehi. Karena terletak di desa Prambanan, maka candi ini disebut candi Prambanan tetapi juga terkenal sebagai candi Lara Jonggrang, sebuah nama yang diambil dari legenda Lara Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Beginilah ceritanya.
          Konon tersebutlah seorang raja yang bernama Prabu Baka. Beliau bertahta di Prambanan. Raja ini seorang raksasa yang menakutkan dan besar kekuasaannya. Meskipun demikian, kalau sudah takdir, akhirnya dia kalah juga dengan Raja Pengging. Prabu Baka meninggal di medan perang. Kemenangan Raja Pengging itu disebabkan karena bantuan orang kuat yang bernama Bondowoso yang juga terkenal sebagai Bandung Bondowoso karena dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung.Dengan persetujuan Raja Pengging, Bandung Bondowoso menempati Istana Prambanan. Di sini dia terpesona oleh kecantikan Lara Jonggrang, putri bekas lawannya -- ya, bahkan putri raja yang dibunuhnya. Bagaimanapun juga, dia akan memperistrinya.
          Lara Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun demikian, dia tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau kawin dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya ialah supaya dia dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya, meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan ayahnya sendiri, orang sakti yang mempunyai balatentara roh-roh halus.
          Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi yang besar jumlahnya itu. Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja. Sesudah jam empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai. Seluruh penghuni Istana Prambanan menjadi kebingungan karena mereka yakin bahwa semua syarat Lara Jonggrang akan terpenuhi. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang harum baunya. Mendengar bunyi lesung dan mencium bau bunga-bungaan yang harum, roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka karena mereka kira hari sudah siang. Pembuatan candi kurang sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung Bondowoso menyelesaikannya.
          Keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para gadis di sekitar Prambanan -- tidak akan ada orang yang mau memperistri mereka sampai mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Lara Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi yang besar yang sampai sekarang dinamai candi Lara Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu.


        Dari legenda diatas, hubungannya dengan pembahasan kita saat ini yaitu prosa yang didefinisikan sebagai cerita rekaan yang memiliki pemeran, peristiwa, dan alur yang dihasilkan dari khayalan atau imajinasi. Dan legenda diatas termasuk kedalam prosa yaitu prosa lama. Dalam legenda diatas kita dapat memperoleh kesenangan, informasi, warisan budaya dan keseimbangan wawasan. Hal - hal yang bisa kita dapatkan sesuai nilai - nilai dari prosa tersebut yaitu:
Pertama, dari segi kesenangan ketika membaca legenda atau cerpen - cerpen dan prosa lainnya kita dapat memperoleh kesenangan ketika ada waktu luang kita membaca apalagi bagi orang yang gemar membaca. Selanjutnya informasi, informasi dapat kita peroleh dalam membaca, karena kita dapat mengetahui hal - hal yang baru yang belum pernah kita temukan sebelumnya. begitu juga dengan kesetimbangan budaya, apabila kita pernah mendengar cerita - cerita legenda sebelumnya yang baru kita ketahui, dengan membaca prosa kita dapat mengetahui kebenaran dari cerita tersebut dan tidak diragukan lagi karena sudah membaca langsung.Terakhir yaitu warisan budaya, misalnya pada contoh legenda diatas, kita dapat mengetahui bahwa warisan budaya nya yaitu candi Prambanan dan canfi Lara Jonggrang. 


Senin, 23 Maret 2015

Kaitan Manusia dengan Kebudayaan

           Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang sangat erat yang berhubungan satu sama lain. Pada tulisan sebelumnya kita sudah membahas hakekat manusia yang pengertian manusia itu sendiri adalah makhluk biologis yang tergolong makhluk manusia. Yang mana manusia itu tidak terlepas dari ilmu kebudayaan.Kenapa demikian? itu karena kebudayaan adalah hal - hal yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain dan kebiasaan - kebiasaannya yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (E.B.Taylor 1871) Selain itu juga karena manusia memiliki kelebihan lain yang lain dari makhluk Tuhan yang lain. Unsur - unsur kebudayaan sendiri menurut C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture, bahwa ada 7 unsur kebudayaan universal yaitu:
             1. Sistem religi (sistem kepercayaan) - produk manusia sebagai homo religieus.
             2. Sistem organisasi kemasyarakatan - produk dari manusia sebagai homo socius.
             3. Sistem pengetahuan - produk dari manusia sebagai homo sapiens
             4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi - produk dari manusia sebagai homo                    economicus
             5. Sistem teknologi dan peralatan - produk dari manusia sebagai  homo faber.
             6. Bahasa - produk dari manusia sebagai homo longuens.
             7. Kesenian - produk dari manusia sebagai homo aesteticus.
          
           Wujud dari kebudayaan, yaitu kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala - kepala manusia yang menganutnya. Kemudian, kompleks aktivitas berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi. Yang terakhir yaitu wujud sebagai benda. Aktivitas manusia tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. 

           Jadi, secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia.

Senin, 16 Maret 2015

Manusia dan Hakekatnya

                     

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, dan juga memiliki kemampuan yang luar biasa dengan makhluk yang lainnya, seperti mendengar, melihat, meraba, mencium dan berbicara. Manusia juga merupakan makhluk sosial  yang tidak dapat berdiri sendiri. Makhluk yang berbudaya dan lain sebagainya. Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan unsur - unsur manusia.
1. Manusia terdiri dari empat unsur:
    a. Jasad ( tubuh manusia yang nampak pada luarnya )
    b. Hayat ( unsur hidup yang ditandai dengan gerakan )
    c. ruh ( bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual )
    d. nafs ( kesadaran tentang diri sendiri )
2. Manusia mengandung tiga unsur sebagai satu kepribadian
    a. Id ( struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak )
    b. Ego ( bagian atau struktur kepribadian )
    c. Superego ( struktur kepribadian yang paling akhir )
         
          Dalam unsur - unsur diatas, kita akan lebih tahu mengenai unsur dari manusia sendiri. Misalnya, di dalam suatu musyawarah, kita tidak mendengarkan pendapat orang lain melainkan mementingkan pendapat sendiri berarti ia dikendalikan oleh ego nya. Selain itu, misalnya kita melakukan kesalahan dan tidak mau mengakuinya, itu termasuk ke dalam nafs.

          Hakekat Manusia. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Tubuh manusia merupakan materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tapi tidak abadi. Sedangkan jiwa, terdapat dalam tubuh itu sendiri, dia tidak dapat dilihat, diraba dan dirasa namun sifatnya abstrak dan abadi. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan. Manusia juga merupakan makhluk yang palinh sempurna, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia dengan akal yang mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Juga dengan adanya perasaan, manusia juga dapat menciptakan sebuah kesenian. Perasaan sendiri terbagi dua macam, inderawi ( ransangan jasmani melalui pancaindra). Rohani ( perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia ) misalnya :
a. intelektual (pengetahuan)
b. estetis (keindahan)
c. etis (kebaikan)
d. diri (harga diri)
e. sosial (kelompok atau hidup bermasyarakat)
f. religius (agama atau kepercayaan)


Daftar Pustaka:
Nugroho, W. & Muchji, A. (1996). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Senin, 09 Maret 2015

ILMU BUDAYA DASAR

           Ilmu Budaya Dasar adalah Ilmu yang membicarakan tentang nilai - nilai, kebudayaan dan berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya sehari - hari. Ilmu Budaya Dasar ini dirasa penting karena kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku dengan segala keanekaragaman budaya yang biasanya tidak lepas dari kesukuan, keadaerahan dan kesenian. Proses pembangunan yang sedang berlangsung menimbulkan banyak perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga manusia mulai terpengaruh karena nilai budaya ini  ialah timbulnya konflik dalam kehidupan.
           Kembali ke paragraf pertama, kebudayaan sendiri mempunyai pegertian menurut pendapat sarjana sosial yaitu:
1. Selo Sumarjan dan Soelaeman soemardi
    kebudayaan adalah semua hasis karya, rasa dan cipta masyarakat. karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebdyaan jasmaniah.

2. E.B.Tylor
    Kebudayaa adalah kompleks yang mecakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,hukum, adat istiadat, rasa dan kemampuan lain serta kebiasaan yag didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Serta berbaga pendapat lain menurut Sutan Takdir Alisyahbana, Koenjaningrat, C.A.VAn Peursen dan lain lain.

         Tujuan dari Ilmu Budaya dasar sendiri yaitu dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsepn- konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah - masalah manusia dan kebudayaan. Selai itu juga untuk mengembangkan kepribadian manusia dengan cara memperluas wawasan pemikira serta kritikal terhadap nilai - nilai budaya, baik orang laim, alam sekitar maupun diri sendiri.



Daftar Pustaka:
Nugroho, W. & Muchji, A. (1996). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Kamis, 08 Januari 2015

Tugas 7: Ilmu Sosial Dasar

Masyarakat Kota dan Desa

Pengertian masyarakat kota dan desa:
Masyarakat Indonesia merupakan
sebuah masyarakat yang majemuk.
Kemajemukan tersebut ditandai
dengan adanya keragaman suku
bangsanya. Pada umumnya di setiap
negara dan termasuk di Indonesia,
masyarakat dikategorikan menjadi dua
bagian, yaitu masyarakat perkotaan
dan masyarakat pedesaan. Masyarakat sendiri mempunyai pengertian yaitu sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu- individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas- entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Pengertian masyarakat kota:

1. Bintarti
Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan
manusia yang ditandai dengan kepadatan
penduduk yang tinggi dan diwarnai
dengan strata sosial ekonomi yang
heterogen serta coraknya materialistis.
Masyarakat kota terdiri atas penduduk asli
daerah tersebut dan pendatang Masyarakat kota merupakan suatu masyarakat yang heterogen, baik dalam hal mata pencaharian, agama, adat, dan
kebudayaan.
2. Louis Wirth
Kota adalah pemukiman yang relatif besar,
padat, dan permanen, dihuni oleh orang-
orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
3. Max Weber
Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian
besar kebutuhan ekonominya di pasar
lokal. Ciri kota adalah adanya pasar sebagai benteng serta mempunyai sistem
hukum tersendiri dan bersifat kosmopolitan.
4. Arnold Tonybee
Kota tidak hanya merupakan pemukiman
khusus tetapi merupakan suatu kekomplekan yang khusus dan setiap kota
menunjukkan perwujudan pribadinya
masing-masing.
5. Grunfield
Kota adalah suatu permukiman dengan
kepadatan penduduk yang lebih tinggi
daripada kepadatan penduduk nasional,
struktur mata pencaharian nonagraris, dan
sistem penggunaan tanah yang beraneka
ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung
tinggi yang lokasinya berdekatan.
6. Amos Rappoport
Amos Rappoport membagi definisi kota
menjadi dua definisi, yaitu definisi klasik
dan definisi moderen.

Pengertian masyarakat desao

1. Sutardjo
Suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri
2. Bintarto
Desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi, sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
3. Paul H. Landis
Desa merupakan daerah dengan jumlah
penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.

Perbedaan Masyarakat Kota dan Desa

1. Jumlah dan kepadatan penduduk
Jumlah dan kepadatan penduduk di desa sedikit, tanah untuk keperluan perumahan cenderung ke arah horizontal, jarang ada
bangunan rumah bertingkat. Sedangkan kota memiliki penduduk yang jumlahnya lebih banyak dari pada desa.
2. Lingkungan hidup
Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas. Udaranya bersih, sinar matahari cukup, tanahnya segar diselimuti berbagai jenis tumbuh-
tumbuhan dan berbagai satwa. Hal tersebut sangat berlainan dengan
lingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi beton dan aspal, bangunan-bangunan menjulang tinggi saling berdesak- desakan dan kadang-kadang
berdampingan dan berhimpitan dengan gubug-gubug liar dan pemukiman yang padat.
3. Mata pencaharian
Kegiatan utama penduduk desa berada di sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris. Kehidupan ekonomi terutama tergantung pada usaha pengelolaan tanah untuk keperluan pertanian, peternakan
dan termasuk juga perikanan darat. Sedangkan kota merupakan pusat
kegiatan sektor ekonomi sekunder yang meliputi bidang industri, disamping sektor ekonomi tertier yaitu bidang pelayanan jasa. Jadi kegiatan di desa adalah mengolah alam untuk memperoleh bahan-
bahan mentah, baik bahan kebutuhan pangan, sandang, maupun lain-lain bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan
pokok manusia. Sedangkan kota mengolah bahan-bahan mentah yang berasal dari desa menjadi bahan-bahan setengah jadi atau mengolahnya sehingga berwujud bahan jadi yang dapat segera
dikonsumsikan.
4. Corak kehidupan sosial
Corak kehidupan sosial di desa dapat dikatakan masih homogen. Sebaliknya di kota sangat heterogen, karena di sana saling bertemu berbagai suku bangsa,
agama, kelompok, dan masing-masing memiliki kepentingan yang
berlainan.
5. Stratifikasi sosial
Sistem pelapisan sosial (stratifikasi sosial) kota jauh lebih kompleks daripada di desa.
6. Mobilitas sosial
Mobilitas sosial di kota jauh lebih besar daripada di desa. Di kota, seseorang memiliki kesempatan lebih besar untuk mengalami mobilitas sosial, baik vertikal yaitu perpindahan kedudukan yang lebih
tinggi atau lebih rendah, maupun horizontal yaitu perpindahan ke pekerjaan lain yang setingkat.
7. Pola interaksi sosial
Pada masyarakat pedesaan, yang sangat berperan dalam interaksi dan hubungan sosial adalah motif- motif sosial.
8. Solidaritas sosial
Solidaritas pada masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan kesamaan kemasyarakatan, seperti kesamaan adat kebiasaan, kesamaan tujuan, dan kesamaan pengalaman.
Sebaliknya solidaritas pada masyarakat perkotaan justru terbentuk karena adanya
perbedaan-perbedaan dalam masyarakat, sehingga orang terpaksa masuk ke dalam kelompok-kelompok tertentu, misalnya saja serikat buruh, pengusaha, ataupersatuan artis.
9. Kedudukan dalam hierarki
sistem administrasi nasional

Masyarakat desa saat ini tak ingin menjadi petani, walau pekerjaan masyarakat desa umumnya petani, menurut saya hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi yang membuat tenaga dari petani tersebut digantikan oleh mesin-mesin canggih yang bekerja lebih cepat. Selain itu juga karena import bahan-bahan dari luar negeri, akibatnya bahan-baham yang dari dalam negeri tidak diperhatikan dan tidak dikembangkan.

Sumber:
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Masyarakat

seputargunadarmauniversity.blogspot.com/2014/11/masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat_27.html?m=1.     

http://hedisasrawan.blogspot.com/2014/07/20-pengertian-kota-menurut-para-ahli.html

Tugas 6: Ilmu Sosial Dasar

Pelapisan Sosial

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial
( social stratification ) adalah pembedaan
atau pengelompokan para anggota
masyarakat secara vertikal (bertingkat). Pelapisan Sosial biasa disebut juga dengan Social Stratification. Istilah
Stratifikasi atau Stratification berasal dari
kata STRATA atau STRATUM yang berarti
LAPISAN. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya,
dikatakan berada dalam suatu lapisan atau stratum.
Terdapat 2 definisi tentang pelapisan
masyarakat, antara lain :
• Pitirim A. Sorokin
“Pelapisan masyarakat adalah perbedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas yang tersusun secara
bertingkat (hierarchis).”
• Theodorson dkk dalam Dictionary of
Siciology
“Pelapisan masyarakat berarti jenjang
status dan peranan yang relative
permanent yang terdapat di dalam system
social (dari kelompok kecil sampai ke
masyarakat) di dalam hal pembedaan hak,
pengaruh, dan kekuasaan.

Di Indonesia terjadi pelapisan sosial yang sangat kentara, itu terjadi akibat beberapa faktor yang menyebabkan dia menonjol yaitu:
Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat
dijadikan ukuran penempatan anggota
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan
sosial yang ada, barang siapa memiliki
kekayaan paling banyak mana ia akan
termasuk lapisan teratas dalam sistem
pelapisan sosial, demikian pula
sebaliknya, yang tidak mempunyai
kekayaan akan digolongkan ke dalam
lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut
dapat dilihat antara lain pada bentuk
tempat tinggal, benda-benda tersier
yang dimilikinya, cara berpakaiannya,
maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam berbagi kepada sesama Ukuran kekuasaan dan wewenang Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat
biasanya dapat menguasai orang-orang
lain yang tidak kaya, atau sebaliknya,
kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari
ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional , biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat , para orang tua ataupun orang-orang yang
berprilaku dan berbudi luhur. Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan
sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang,
misalnya dokter, insinyur, doktorandus,
doktor ataupun gelar profesional seperti
profesor. Namun sering timbul akibat-
akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-
gelar yang disandang tersebut lebih
dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang
yang berusaha dengan cara-cara yang
tidak benar untuk memperoleh gelar
kesarjanaan, misalnya dengan membeli
skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

Contoh Pelapisan Sosial:
1. Pada masyarakat kota aspek kehidupan
pekerjaan, ekonomi, atau social politik
lebih banyak system pelapisannya
dibandingkan dengan di desa.
2. Pada masyarakat desa kesenjangan
(gap) antara klas eksterm dalam piramida
social tidak terlalu besar.
3. Pada masyarakat kota antara klas
eksterm yang kaya dan miskin cukup
besar. Di daerah pedesaan tingkatannya
hanya kaya dan miskin saja.
4. Pada umumnya masyarakt pedesaan
cenderung berada pada klas menengah
menurut ukuran desa, sebab orang kaya
dan orang miskin sering bergeser ke kota.
Kepindahan orang miskin ini disebabkan
tidak mempunyai tanah, mencari pekerjaan
ke kota atau ikut transmigrasi. Apa yang
dibutuhkan dan diinginkan dari golongan
miskin ini sering desa tidak mampu
mengatasinya.

Sumber:
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial
http://wasnudin.blogdetik.com/2010/11/11/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat/
http://iamyuqo.wordpress.com/2013/01/18/lapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat-masyarakat/